Minggu, 18 Juni 2023

Bukan Tempat Menyedihkan Lagi



Stasiun, tempat bertemu dan berpisah satu manusia dengan manusia lainnya. Setahun yang lalu, aku pernah mengatakan pada diriku, “stasiun adalah tempat paling menyedihkan setelah kampung halaman bapak.” Iya, itu aku setahun yang lalu. Setahun yang lalu saat aku berangkat dari Yogyakarta ke Bekasi. Setahun yang lalu, saat aku berpisah dengan pria yang paling dekat denganku saat itu.

Setahun yang lalu. Kukira perpisahan kami di stasiun itu hanya perpisahan sementara.Ternyata tidak juga. Perpisahan itu mungkin bisa jadi perpisahan untuk selamanya. Cerita kami selesai sebelum dimulai, di stasiun.

Lalu bagaimana sekarang? Stasiun adalah tempat pelarian terbaikku. Di stasiun aku melihat banyak manusia dengan segala keruwetan hidupnya yang terlihat di sorot matanya. Pagi hari, sekitar pukul 07.00-09.00, stasiun terlihat sangat sibuk. Setiap menitnya terdengar pengumuman kereta A akan segera tiba atau pintu kereta B akan ditutup dan segera berangkat. 

Di stasiun, aku bisa melakukan banyak hal. Aku bisa sekadar duduk, memasang headphone, lalu memutar playlist kesukaanku. Atau aku bisa sekadar duduk dan membaca buku. Atau bahkan aku memperhatikan manusia-manusia yang lewat, menebak-nebak, “kira-kira kakak cantik kemeja coklat itu tujuannya ke stasiun mana ya? Sedang mengejar apa sih dia sampai harus lari terbirit-birit begitu? Mengejar mimpinya atau mengejar mimpi orang lain? Atau jangan-jangan dia hanya sekadar mengejar sebuah keharusan? Keharusan bangun pagi, berangkat dari stasiun Bekasi ke stasiun BNI City demi sesuap nasi mungkin. Atau keharusan mengejar klien demi seperangkat skincare?” Aku tidak tahu. Tapi aku senang dengan pikiran kepo itu. 

Pada akhirnya, selama setahun di kota metropolitan ini, aku mendapat satu pemahaman baru, bahwa Stasiun bukan hanya tentang tempat pertemuan dan perpisahan. Stasiun bisa juga jadi arena lomba di pagi hari, dimana manusia berlari tanpa memperdulikan orang sebelahnya untuk bisa sampai di tujuan tepat waktu atau bahkan beberapa ingin sampai lebih cepat. Stasiun bisa jadi tempat pelarian diri seperti yang kulakukan akhir-akhir ini. Saat urusanku sudah selesai, aku tidak langsung pulang. Aku sengaja duduk santai di stasiun, aku sengaja menenggelamkan diri di tengah lautan manusia. Pun stasiun bisa jadi tempat transit untuk sekadar buang air kecil, seperti yang dilakukan entah siapa namanya, tapi aku yakin pasti ada.

Sekarang, stasiun bukan lagi tempat yang menyedihkan, bagiku. Entah tahun depan pemahamanku akan berganti lagi, siapa yang tahu? Tidak ada.

Bekasi, 18 Juni 2023

ms


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menemui Mey 2022

  Ruang persegi yang kecil dan gelap. Aku tidak asing dengan tempat ini. Tempatku menangis, tertawa, mengerjakan skripsi, dan tempatku tidak...