Aku
bulan, kamu matahari. Aku bersinar di malam hari. Sinar yang kudapat dari
pantulan sinarmu. Kamu yang mengirimkan sinarmu lalu mati agar aku bisa hidup
dan dikagumi saat malam tiba. Manusia memuji sinarku yang membuat malam tidak selalu
gelap.“Meskipun bulan sendiri, ia bisa bersinar indah” pikir mereka. Kupikir,
sudah seharusnya mereka lebih mengagumimu daripada aku. Tanpa sinar dan
kematianmu dimalam hari, aku hanyalah benda langit yang penuh dengan luka, berlubang, dan bahkan tanda-tanda kehidupan pun tidak ada di dalam diriku.
Selasa, 31 Juli 2018
Jumat, 27 Juli 2018
Tanya Jawab
Bulan Januari adalah awal dari
jawaban atas tanya kita. Jawaban yang tetap meninggalkan tanya. Kita menyimpan
tanya, mencoba menjawab sendiri dengan
keragu-raguan. Kita tidak lagi berbohong, tetapi kita takut akan konsekuensi
dari perbuatan dan jawaban kita. Kita, kisah yang usai namun tak selesai.
Berjalan sendiri-sendiri namun saling menyertai dalam diam.
Hilang, Tenggelam, dan Bosan
Kamu hilang, entah dimana.
Hilangmu meninggalkan tanya. Tanya yang jawabannya menimbulkan tanya lainnya,
hingga pada akhirnya hilangmu selalu menjadi pertanyaan besar di kepalaku.
Awalnya hanya kenapa kamu hilang sampai
kepada pertanyaan apakah kamu rindu aku.
Kupikir, kamu hilang dan
tenggelam. Hilang untuk memulihkan luka yang pernah kita goreskan. Tenggelam
dalam rutinitas pemulihan yang membosankan. Kupikir, tidak apa kalau kamu
hilang untuk pemulihanmu.
Dan nyatanya kamu tidak pernah
benar-benar hilang. Kamu tidak lupa. Hanya saja, sudah waktunya bagi kita
memulikan luka yang pernah kita gores. Tidak sebentar memang, tapi kalau tidak
dipulihkan, luka itu akan menjelma tangis tak berujung karena kehilangan yang
sebenarnya.
Bosan itu manusiawi, namun jangan
sampai karena kebosanan itu kamu tidak bisa menikmati hidupmu. Berjuanglah.
Disini, aku juga berjuang, untuk diriku sendiri.
Rabu, 11 Juli 2018
23.30
Hadir atau tidaknya kamu dalam
perjalananku, aku tidak pernah kesepian. Aku memiliki banyak teman. Selain
rindu, aku juga memiliki malam yang selalu datang setelah senja pergi. Kadang
ia membawa purnama, kadang juga tidak. Kadang juga ia membawa kamu. Ia juga
pernah menjadi saksi bertemunya keempat mata manusia yang selalu berbohong
kepada perasaannya.
Malam tahu semua tentang kamu.
Tentang kamu yang masih menjadi mimpi terindah dalam tidurku dan tentang tujuan
perjalanan kita masing-masing. Bahkan, ia juga tahu, pukul berapa saja kamu
mucul dipikiranku. Mungkin kamu bingung mengapa seperti itu.
Saat malam datang, aku tidak
langsung menemuinya. Saat itu aku masih terlalu sibuk dengan kenyataan hidupku
yang ambisius. Tak jarang aku memperbudak badanku untuk mencapai tujuan
perjalananku yang abu-abu. Lalu pukul 23.30 barulah aku bercengkrama dengan
malam. Menceritakan keseharianku yang melelahkan. Tidak lupa, aku juga
menceritakan tentang kamu.
Kepada malam, aku ceritakan
tentang sebuah pesan yang tak sempat kamu baca. Tentang rasa yang tak pernah
diakui oleh pemiliknya. Tentang kebohongan yang dilakukan demi sebuah
kebebasan. Tentang kisah yang tidak selesai. Dan tentang tanya yang hanya bisa
dijawab oleh waktu. Malam tahu tentang semua itu. Semua yang seperti misteri.
Kupikir, kamu pun selalu bertemu
malam. Namun, malam hanya diam membisu kepadamu. Bukan karena ia sombong, ia
hanya tidak mampu mengungkapkan apa yang pernah kuungkapkan padanya tentangmu.
Terlalu banyak pengakuan yang telah kusampaikan kepada malam. Begitu jugalah
dengan aku. Aku sama seperti malam, tidak mampu berkata-kata denganmu saat
bertemu. Namun, sepertinya kamu juga begitu. Tidak mampu berkata-kata denganku saat
bertemu, entah karena apa.
Rindu
Selama bumi yang kamu injak sama
dengan bumi yang kuinjak, aku tidak akan bisa mengakhiri kisah kita. Masih banyak
rindu yang akan kuceritakan dan tidak bisa kusampaikan langsung padamu. Rindu adalah
rasa yang paling abadi di hatiku. Tetapi, kamu tidak usah khawatir. Rinduku ini
tidak menuntut untuk memilikimu. Dia tahu diri. Rinduku hanya menuntut rindu
darimu, kalau kamu sudi. Kalau tidak, biarlah. Rinduku hebat, tidak pernah
menangis meskipun kamu tidak menghiraukannya.
Kamu juga tak perlu khawatir.
Rinduku juga tidak menuntut temu di akhir tahun. Dia hanya rindu dalam diam,
tenang, dan damai bersama malam. Dengan temu atau tanpa temu, dia menjadi teman
setiaku. Dia tak pernah bosan mendengarkan perjalanan hidupku yang selalu ada
kamu, padahal kamu tidak pernah ada untukku. Hah, lucu. Hanya rindu yang tahu,
betapa aku mencintaimu, dan betapa berharganya kamu untukku.
Kemarin, saat aku mengunjungi ‘rumah’ , aku meninggalkan satu rindu di sana. Kutitipkan dia pada semesta yang
menjaga ‘rumah’. Rindu itu untukmu. Suatu hari, jika kamu
menemukannya di sana, ambillah dia. Jadikan dia teman setiamu. Mungkin melalui
dia, kamu akan tahu betapa kamu sangat berharga bagiku. Jangan lupa, jaga dia
seperti kamu menjaga barang yang sangat berharga bagimu.
Minggu, 08 Juli 2018
Yang Usai dan Tidak Selesai
Perjalananku
masih sangat panjang, begitu juga kamu. Dalam satu fase perjalanan, kita pernah
bertemu. Bertemu dan menciptakan banyak kenangan. Bagiku , satu fase bersamamu,
adalah satu fase terindah. Meskipun tidak pernah ada ikatan apapun diantara
kita, tetapi kita pernah merasakan hal yang sama satu sama lain. Meskipun
begitu, bukan berarti kamu akan selalu kubawa hingga mencapai tujuan
perjalananku.
Kupikir,
perlu keberanian untuk memilih mana yang penting dibawa untuk mencapai tujuan,
dan meninggalkan hal-hal yang walaupun berharga, namun tak mungkin untuk dibawa.
Dan kamu adalah hal yang berharga namun tak mungkin kubawa. Aku harus melangkah
terus meskipun tanpamu. Perihal yang tak selesai diantara kita, biarlah menjadi
hal yang tak selesai untuk saat ini karena kita sama-sama tidak punya waktu
untuk menyelesaikannya. Biarkan perihal itu tertanam di tempat kita kemarin.
Semoga saja perihal yang tidak selesai itu tidak membuat kamu ataupun aku
mundur dari tujuan kita masing-masing.
Dan
perihal kamu yang berharga bagiku, jangan khawatir. Sesuatu yang berharga itu
tidak mudah dilupakan dan tidak untuk dilupakan juga. Aku pergi bukan berarti
aku melupakanmu.
Langganan:
Postingan (Atom)
Menemui Mey 2022
Ruang persegi yang kecil dan gelap. Aku tidak asing dengan tempat ini. Tempatku menangis, tertawa, mengerjakan skripsi, dan tempatku tidak...
-
“Kalau aku suka, aku pasti tak akan melewatkan update-an cerita media sosialnya.” Sejak bulan ketiga kemarin, nama itu sempat absen dari d...
-
Laras. Aku mengenalnya dari temanku pada awal tahun 2014. Sejak hari pertemuan pertama kami di bangku putih biru, aku sudah jatuh hati ke...